Rabu, 07 Agustus 2013

Analisa 1 Syawal 1434 H (Dalam Perspektif 3 Kriteria: WH, IR 2-3-8, DAN IR 4-6,4)

Sumber: Sang Pencerah
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabrakatuh
Ramadhan 1434 H kali ini memang terasa begitu berbeda denngan Ramadhan-Ramadhan yang lain, khususnya bagi penulis, walau sejatinya memang setiap Ramdhan memang selalu berbeda. Ramadhan 1434 H pun terbilang unik dan sedikit menjadi polemik, dimana untuk memulainya  terdapat perbedaan, yaitu bagi yang memulai 1 Ramadhan 1434 H pada hari Selasa tanggal 9 Juli 2013 M dan pada hari Rabu tanggall 10 Juli 2013 M.
Menurut penulis, bagi yang memulai 1 Ramadhan-nya 9 Juli 2013 M yaitu Muhammadiyah dan lainnya, sedangkan bagi yang memulai 1 Ramadhan-nya 10 Juli 2013 M harus sepakat untuk mengisi bulan Ramadhan kali ini agar lebih berkualitas bagi keimanan dan menuju kepada Ketaqwaan yang paripurna dan istiqomah. Jika dahulu Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, terlepas dari keistimewaanya, juga merupakan manusia seperti manusia-manusia saat ini, maka tentu manusia-manusia saat inipun mampu menggapai hikmah seoptimal mungkin yang berada pada bulan Ramadhan. Walaupun dinamika diskusi terkait perbedaan penentuan 1 Ramadhan 1434 H memang hangat di berbagai media. Namun sangat di sayangkan, ketika penulis mengikuti suatu acara talkshow menjelang sidang itsbat pada 07 Juli 2013 M, pejabat sekelas Wakil Menteri Agama memberikan paparan yang tidak berdasar atas Muhammadiyah terkait sidang itsbat dan parameter (kriteria) yang berkembang di Indonesia. (bisa dilihat di : Youtube)
Kembali kepada poin utama pembahasan, yaitu tentang Analisa 1 Syawal 1434 H yang tentunya juga di nantikan oleh umat Islam yang akan menjalani ibadah shaum selama satu bulan. Disini penulis akan bebricara dalam perspektif 3 kriteria yaitu : Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal (WH), Kriteria Imkanur Rukyat (IR) 2-3-8, dan Kriteria Imkanur Rukyat (IR) 4-6,4. Sekali lagi perlu diingat, kriteria hisab hakiki Wujudul Hilal (WH) di gunakan oleh Muhammadiyah, sedangkan kriteria Imkanur Rukyat (IR) 2-3-8 dipegang oleh negara-negara yang tergabung dalam MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Sinngapura). Namun ada yang menarik, jika kriteria 2-3-8 yang dipegang MABIMS itu memiliki arti bahwa ketika saat ijtimak, jika salah satu dari 3 kriteria itu sudah terpenuhi maka sudah memenuhi kriteria IR 2-3-8 MABIMS, namun kriteria IR 2-3-8 yang dipegang oleh Pemerintah Indonesia (Kemenag RI) sedikit berbeda, yaitu kriteria IR 2-3-8 sudah memenuhi syarat jika ke-3 syarat diatas sudah sudah terpenuhi. Itu terjadi ketika ada perbedaan jatuhnya Idul Fitri pada 2011, dimana pemerintah Indonesia berbeda dengan negara-negara MABIMS lainnya. Dan untuk kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4 yang sejatinya merupakan kriteria IR yang di usulkan oleh Prof. Thomas Djamaludin dari LAPAN yang kini kriteria tersebut di gunakan oleh PERSIS (Peratuan Islam).
Berikut penulis kembali ketengahkan kriteria-kriteria yang akan dibahas :
  1. Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal (WH)
Kriteria hisab hakiki Wujudul Hilal (WH), dalam menentukan suatu kondisi telah masuk bulan baru memiliki 3 syarat, yaitu :
1)      Telah terjadi ijtimak,
2)      Ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam,
3)      Saat Matahari terbenam, piringan atas Bulan masih berada di atas ufuk
2.   Imkanur Rukyat (2-3-8) MABIMS
Untuk memasuki bulan baru ketika terjadi ijtimak, kriteria Imkanur Rukyat (IR) 2-3-8 ini memiliki syarat :
1)      ketinggian minimal 2 derajat,
2)      jarak bulan-matahari minimal 3 derajat, dan
3)      umur bulan minimal 8 jam
3.   Kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4
Untuk memasuki bulan baru, pada saat hari ijtimak, berdasarkan kriteria ini, akan memasuki bulan baru jika :
1)      Jarak Bulan-Matahari >6,40
2)      Beda tinggi Bulan-Matahari > 40.
Untuk kriteria Imkanur Rukyat (IR) 4-6,4 yang digunakan Persatuan Islam (PERSIS) berikut penjelasannya :
Berdasarkan Keputusan Bersama Dewan Hisab Dan Rukyat Dan Dewan Hisbah Nomor: 005/Pp-C.1/A.3/2012 Nomor: 019/Pp-C.1/A.2/2012 Tentang Kriteria Imkanur Rukyah Persis yang memutuskan bahwa:
Pertama         :
Kriteria Imkanur Rukyah harus didasarkan pada prinsip visibilitas hilal yang ilmiah, teruji dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kedua                      :
Kriteria Imkanur Rukyah yang dimaksud poin (1) pada saat ini adalah jika posisi bulan pada waktu ghurub (terbenam matahari) di salah satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia :
  1. Beda tinggi antara bulan dan matahari minimal 4 derajat, dan
  2. Jarak busur antara bulan dan matahari minimal sebesar 6.4 derajat
Berikut data astronomi pada Rabu 7 Agustus 2013 M menggunakan aplikasi Accurate Times :
Geocentric Calculation :
By the Name of Allah
Islamic Crescents' Observation Project
Accurate Times 5.3, By Mohammad Odeh
* Settings:-
- Calculations for Shawwal 1434 AH Waxing Crescent (New, Evening).
- Crescent Visibility on: Wednesday  07/08/2013 CE
- Calculations are Done at Best Time at:  18:03 LT
- Calculations are Geocentric.
- INDONESIA Jakarta, Long: 106:50:43,0, Lat: -06:12:41,0, Ele:10,0, Zone:7,00
- Summer time is: Off
- Height above mean sea-level affects rise and set events.
- Refraction Settings: Temperature: 10 °C   Pressure: 1010 mb
- Delta T: 68,34 Second(s)
=======================================================================
G. Conjunction Time: 07/08/2013        CE, 04:51 LT
- Julian Date at Time of Calculations : 2456511,96028
- Sunset :  17:55 LT                             G. Moon Age                         :   +13H 12M
- Moonset : 18:13 LT                              Moon Lag Time                     : +00H 18M
- G. Moon Right Ascension : +09H 28M 22S         G. Moon Declination   : +09°:43':08"
- G. Sun Right Ascension   :  +09H 10M 17S         G. Sun Declination :  +16°:18':06"
- G. Moon Longitude           : +141°:18':50"             G. Moon Latitude   : -04°:55':51"
- G. Sun Longitude              :  +135°:06':29"           G. Sun Latitude   :  -00°:00':01"
- G. Moon Altitude   : +02°:17':43"     G. Moon Azimuth : +280°:02':18"
- G. Sun Altitude      :  -02°:48':04"     G. Sun Azimuth :  +286°:06':11"
- G. Relative Altitude : +05°:05':47"       G. Elongation   :  +07°:55':12"
- G. Relative Azimuth :  -06°:03':52"       G. Phase Angle : +172°:03':33"
- G. Crescent Width   : +00°:00':09"   G. Moon Semi-Diameter  :  +00°:14':57"
- G. Illumination          :  00,48 %        G. Horizontal Parallax   : +00°:54':52"
- G. Magnitude   : -04,75 G. Distance : 399641,00 Km
- According to Odeh Criteria, using the following values at Best Time:
  * Moon-Sun Topocentric Relative Altitude =+04°:11':04" (04,2°)
  * Topocentric Crescent width = +00°:00':07" (0,12')
  * q = -2,21
  * The Crescent Visibility is: Not Visible Even With Optical Aid.
=======================================================================
* Remarks:-
- Date format: dd/mm/yyyy.
- The Prefix 'G.' means Geocentric, and 'T.' means Topocentric.
- For New Crescent: Moon Lag Time = Moonset - Sunset.
- For Old Crescent: Moon Lag Time = Sunrise - Moonrise.
- For New Crescent: Best Time = Sunset + 4/9 (Moon Lag Time).
- For Old Crescent: Best Time = Sunrise - 4/9 (Moon Lag Time).
Topocentric Calculation ;
By the Name of Allah
Islamic Crescents' Observation Project
Accurate Times 5.3, By Mohammad Odeh
* Settings:-
- Calculations for Shawwal 1434 AH Waxing Crescent (New, Evening).
- Crescent Visibility on: Wednesday  07/08/2013 CE
- Calculations are Done at Best Time at:  18:03 LT
- Calculations are Topocentric.
- INDONESIA Jakarta, Long: 106:50:43,0, Lat: -06:12:41,0, Ele:10,0, Zone:7,00
- Summer time is: Off
- Height above mean sea-level affects rise and set events.
- Refraction Settings: Temperature: 10 °C   Pressure: 1010 mb
- Delta T: 68,34 Second(s)
=======================================================================
- T. Conjunction Time                          : 07/08/2013 CE, 03:22 LT
- Julian Date at Time of Calculations : 2456511,96028
- Sunset :  17:55 LT   T. Moon Age :   +14H 41M
- Moonset : 18:13 LT Moon Lag Time : +00H 18M
- T. Moon Right Ascension : +09H 24M 41S T. Moon Declination       : +09°:49':25"
- T. Sun Right Ascension :  +09H 10M 16S   T. Sun Declination   :  +16°:18':07"
- T. Moon Longitude : +140°:24':54"   T. Moon Latitude : -05°:06':56"
- T. Sun Longitude   :  +135°:06':21"   T. Sun Latitude :  -00°:00':03"
- T. Moon Altitude : +01°:22':52"     T. Moon Azimuth : +280°:02':16"
- T. Sun Altitude   :  -02°:48':13"     T. Sun Azimuth   :  +286°:06':11"
- T. Relative Altitude : +04°:11':04"     T. Elongation   :  +07°:22':02"
- T. Relative Azimuth :  -06°:03':55"   T. Phase Angle   : +172°:36':48"
- T. Crescent Width   : +00°:00':07"   T. Moon Semi-Diameter :  +00°:14':58"
- T. Illumination       :   00,41 %           G. Horizontal Parallax       : +00°:54':52"
- T. Magnitude   : -04,69         G. Distance   : 399641,00 Km
- According to Odeh Criteria, using the following values at Best Time:
  * Moon-Sun Topocentric Relative Altitude =+04°:11':04" (04,2°)
  * Topocentric Crescent width = +00°:00':07" (0,12')
  * q = -2,21
  * The Crescent Visibility is: Not Visible Even With Optical Aid.
 =======================================================================
 * Remarks:-
- Date format: dd/mm/yyyy.
- The Prefix 'G.' means Geocentric, and 'T.' means Topocentric.
- For New Crescent: Moon Lag Time = Moonset - Sunset.
- For Old Crescent: Moon Lag Time = Sunrise - Moonrise.
- For New Crescent: Best Time = Sunset + 4/9 (Moon Lag Time).
- For Old Crescent: Best Time = Sunrise - 4/9 (Moon Lag Time).
Simulasi Bulan 7 Agustus 2013 saat ghurub dengan Aplikasi Stellarium
Simulasi Bulan pada 7 Agustus 2013 dengan aplikasi Starry Night Backyard saat ghurub
Data pada tanggal 07 Julli 2013 M berdasar aplikasi Mawaaqit 2001, yaitu :
  • Waktu Ijtimak : 04:51
  • Matahari Terbenam : 55:07
  • Azimut : 286* 18’ 21,6”
  • Bulan Terbenam : 18:12:27
  • Azimut : 279* 45’ 51,8”
  • Saat Matahari Terbenam :
-          Umur Bulan : 13,07 Jam
-          Fase Pencahayaan : 0,47 %
-          Tinggi Dari Horizon : 3* 30’ 11,7”
-          Azimut : 280* 17’ 5,7”
-          Bright Limb : 326* 57’ 32,7”
-          Elongasi : 7* 51’ 28,0”
Maka, untuk data astronomis pada tanggal 7 Juli 2013 (saat ijtimak), dapat disimpulkan bahwa :
1)      Menurut Kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal :
Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, tinggi hilal dari horzon 3* 30’ 11,7” (sudah positif). Maka ketiga kriteria Wujudul Hilal sudah terpenuhi, sehingga 1 Syawwal 1434 H jatuh sejak Pkl. 17:55:07 tanggal 7 Agustus 2013 M, dan telah masuk Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.
2)      Menurut Kriteria Imkanur Rkyat 2-3-8 (MABIMS) :
Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, tinggi hilal dari horzon 3* 30’ 11,7” (< 2*)  dimana umur bulan 13,07 Jam dan sudut elongasi 7* 51’ 28,0”. Maka 1 Syawwal 1434 H akan masuk sejak matahari terbenam Pkl. 17:55:07 tanggal 7 Agustus 2013 M, dan telah masuk Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.
3)      Menurut Kriteria Imkanur Rukyat 4-6,4 (PERSIS) :
Mengingat Persatuan Islam (PERSIS) menggunakan aplikasi Accurate Time dalam menghitung, maka ; Ijtimak telah terjadi pada 7 Agustus 2013 M Pkl. 04:51 WIB, dan waktu matahari terbenam pada Pkl. 17:55:07 WIB, dan Bulan terbenam pada Pkl. 18:12:27 WIB, Beda tinggi antara bulan dan matahari (T. Relative Altitude) 04* 11' 04"  (Idul Fitri pada 8 Agustus 2013 M.)
 
Garis Tanggal Pada 7 Agustus 2013 M dengan aplikasi Mawaaqit 2001
 
Garis Tanggal Pada 7 Agustus 2013 M dengan aplikasi Accurate Time.
Alhamdulillah, untuk Idul Fitri 1434 H Insyaallah pada ketiga kriteria tersebut jatuh pada hari yang sama, yaitu Kamis tanggal 8 Agustus 2013 M. Namun tentu, kita tidak harus terburu-buru untuk lebih sibuk menghadapi Idul Fitri, ibadah shaum Ramadhan yang kita jalankan harus lebih optimal lagi guna meningkatnya iman dan derajat taqwa benar-benar kita raih.
Adi Damanhuri
Wa Allahu a’lam bishshowwab
Fastabiqul Khoirot
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarakatuh

Senin, 04 Februari 2013

“ DEMI TEKAD ”


Bismillahirrahmaanirraahiim

pokoknya ibu mau kamu ada di sini, di rumah, kumpul sama keluarga, lanjutin kuliah juga di sini biar bisa bantu ayah cari nafkah”.

Sepenggal kalimat itu yang selalu terkenang dalam pikiran saya. Ibu selalu berharap agar saya melanjutkan kuliah di Bekasi, tempat tinggal kedua orang tua saya. Sebenarnya saya bisa merasakan betapa sedihnya ibu karena saya. Percakapan dengan ibu lewat telepon itu terjadi setelah saya memutuskan untuk mengabdi di Baiturrahman, tempat saya mendapatkan ilmu, cerita, berita dan derita, suka bahagia serta mengajarkan saya tentang hidup.

apa masih kurang waktu 6 tahun pisah sama ibu dan keluarga? Ibu cuma minta kamu bisa kumpul sama keluarga di sini, itu aja”.

Berat batin ini sungguh, untuk memilih antara mengikuti titah ibu yang telah ikhlas membesarkan saya dengan kasih sayangnya, atau tetap keukeuh sama kata hati ini yang begitu kuat untuk bisa mengabdi di Baiturrahman.







Rabu, 30 Januari 2013

surga narkoba, katanya

masya Allah...

liat berita di mana-mana lagi rame-ramenya ngabarin tentang penangkapan artis2 papan atas di rumahnya Raffi Ahmad oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). bahkan ada beberapa media asing yang gak mau ketinggalan nimbrung untukdapet berita terpanas itu.

memang sebuah berita yang "panas", panas buat negeri ini. betapa tidak, coba bayangkan, negara Indonesia punya penduduk Muslim terbesar di dunia, negara2 Arab aja kalah sama kita, tapi kenapa ya berita-berita yang mendunia tuh malah jauh dari nilai-nilai Islami. ada berita korupsi, Indonesia jadi negara terkorup papan atas, ada berita selebriti yang mesum, bahkan dengan bangga memperlihatkan perilaku zina di depan kita, bangsa yang mayoritas Muslim dan taat sama Al-Qur'an dan hadits. Sekarang yang lagi panas-panasnya, narkoba bebas berkeliaran bak hantu bergentayangan di siang bolong. Mereka merampas hak hidup pemuda-pemudi bangsa besar ini, mereka (narkoba dkk) menghancurkan perlahan-lahan generasi masa yang akan datang, yang akan memimpin negara besar ini. waduh, capek deh..!!!

Indonesia dari dulu dikenal sebagai surganya dunia, karena semua tersedia di sini, mau apa aja ada, mau bikin apa aja bisa, karena negara ini adalah negara yang Allah karuniakan rezeki yang berlimpah, seperti alamnya yang sangat kaya dibadingkan negara-negara lain. Hari ini, Indonesia bertambah titelnya menjadi "surganya narkoba", semua orang dapat dengan mudah mengakses obat perangsang maut itu kapan saja dan di mana saja, bahkan siswa-siswa sekolah aja bisa dapat.

Bagaimana malunya jadi manusia yang hidup di negara seperti indonesia ini, udah gak kebayang deh... setuju saya sama Taufik Ismail yang bilang "Malu Jadi Orang Indonesia" betul juga tuh kayanya ya???

Apa mau terus kayak gini bangsa kita ini?? apa gak akan berubah? atau kita sebagai generasi mudanya yang harusnya siap menggantikan peran bapak-bapak kita sebagai pemimpin sudah selayaknya berperan aktif membongkar semua kebobrokan bangsa besar yang sednag sakit ini, yuk kita sama-sama bawa bangsa ini ke dokter spesialis penyembuh lukanya... yuk ahh, BONGKARRRR..!!! kata bang Iwan Fals.

Semoga aja banyak yang tertarik

Rabu, 16 Januari 2013

BERMIMPI DAN BEKERJA



laskar pemimpi, BUSUR creative community


Ada orang yang seharian bekerja, ada yang seharian bermimpi dan ada yang mengawali hari
dengan bemimpi kemudian mengisi sisa harinya dengan bekerja untuk mewujudkan mimpinya.
Salah satu dari tiga jenis orang ini pasti ada yang cocok dengan Anda, tetapi yang mana ?

Perusahaan tempat Anda bekerja pasti menginginkan Anda menjadi orang jenis pertama, yaitu orang yang
mengisi harinya dengan bekerja dan bekerja. Orang yang tidak berfikir neko-neko, waktu dan pikirannya
terkooptasi penuh oleh dunia kerjanya sehingga tidak sempat berfikir yang lain.
Kalau toh mempunyai cita-cita, cita-citanya sebatas jenjang karir yang sudah diplot di instansi atau perusahaan tempatnya bekerja.

Karena perusahaan atau instansi suka dengan orang yang seperti ini, mereka menyebut Anda sebagai karyawan atau pegawai yang berdedikasi tinggi.Tidak ada yang salah dengan ini, bila ini memang pilihan Anda dengan sadar bahwa inilah yang hendak Anda lakukan sampai akhir karier Anda. Yang perlu Anda pikirkan tinggal bagaimana atau apa yang Anda akan lakukan ketika karier Anda berakhir ? Ketika pengabdian Anda dipandang cukup sudah oleh perusahaan atau instansi tempat Anda bekerja ?, ketika dedikasi Anda sudah tidak diperlukan lagi !.

Golongan kedua adalah orang yang bermimpi sepanjang hari. Dia tidak harus pengangguran, bisa saja dia
punya pekerjaan full time yang menyibukkan fisik dia sepanjang hari - tetapi hati dia di tempat yang lain. Dia
bekerja hanya untuk memperoleh gaji, status atau motif yang lain. Dia memiliki mimpi-mimpi yang tidak nyambung dengan pekerjaannya, tetapi juga tidak punya keberanian untuk meninggalkan pekerjaan dan mewujudkan mimpi-mimpinya.

Orang jenis kedua ini biasanya nanggung, atasan tempat Anda bekerja mudah melihat Anda sebagai karyawan yang kurang berdedikasi. Sebabnya adalah Anda tidak terlalu excited dengan pekerjaan dan jenjang karier Anda, Anda punya mimpi yang lain.

Bila Anda masuk kategori orang yang kedua ini, Anda harus fair kepada tempat Anda bekerja dan juga pada diri Anda. Anda tidak bisa berlama-lama dengan kondisi mendua demikian, suatu saat Anda harus putuskan.

Anda bisa putuskan mimpi Anda, dan fokus pada pekerjaan Anda. Atau Anda putuskan pekerjaan Anda untuk mengejar mimpi-mimpi Anda. Bila yang pertama yang Anda pilih, maka Anda akan menjadi orang jenis pertama lengkap dengan konsekwensinya. Bila yang kedua yang Anda pilih, maka Anda akan menjadi orang jenis ketiga, juga lengkap dengan resikonya.

Orang jenis ketiga ini adalah orang yang memulai harinya dengan mimpi, kemudian bekerja keras sepanjang sisa harinya untuk merealisasikan mimpinya.

Namanya juga mimpi, awalnya memang serba tidak jelas. Mimpi itu seperti snapshot – snapshot foto dari beberapa kejadian yang belum nyambung satu sama lain. Maka pekerjaan pertama Anda dengan mimpi Anda adalah merangkai snapshot-snapshot tersebut menjadi rangkaian foto yang menggambarkan sesuatu yang lebih jelas.

Bila gambaran tersebut sudah begitu jelas bagi Anda, itulah sudah terjadi metamorphosis dari mimpi Anda
menjadi visi Anda. Tantangan berikutnya tinggal Anda bekerja keras lagi untuk menjabarkan visi menjadi strategi dan aksi.

Pada tahap implementasi ke strategi dan aksi inilah risiko demi resiko bermunculan. Betapa banyak ide cemerlang yang tidak menghasilkan apa-apa karena dia tidak dituangkan dalam strategy yang tepat dan aksi
yang paripurna.

Resiko menjadi lebih besar lagi manakala apa yang Anda visikan adalah hasil proses ide kreatif untuk menghasilkan sesuatu yang unique, yang belum pernah dilakukan atau diciptakan oleh orang sebelumnya.

Andalah orang pertama itu, Andalah yang babat alas untuk membuat peta wilayah baru – Anda harus siap diterkam harimau, dipatok ular dan digigit serangga ganas.

Resiko memang besar, tetapi bila Anda berhasil maka rasa puas dan syukur Anda insyaAllah juga lebih besar. Andalah pionir yang banyak-banyak dibutuhkan negeri ini untuk mengolah segala sumber daya yang melimpah, Andalah pahlawan yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja dan mencegah kemiskinan di negeri yang mestinya kaya ini.

Maka beranilah bermimpi, tetapi tidak berhenti hanya bermimpi. Beranilah memulai dengan bermimpi tetapi kemudian isilah hari-hari Anda dengan kerja keras untuk mewujudkan mimpi itu. InsyaAllah.

Oleh : Muhaimin Iqbal

Minggu, 09 Desember 2012

ANTARA VISI, MIMPI DAN DO'A


Dalam sejarah dunia abad lalu, ada pemimpin dunia yang sangat terkenal akan kekuatan visinya yaitu John F. Kennedy. Di hadapan Konggres Amerika pada tahun 1961 dia mengungkapkan  visinya bahwa bangsa Amerika harus bisa mencapai bulan sebelum akhir dekade itu.

Di tengah bangsa Amerika yang lagi limbung sebenarnya visi ini jauh melampaui jamannya. Visi ini muncul ketika bangsa Amerika ragu apakah jalan hidup yang mereka pilih sudah benar, apakah bukannya komunis yang benar karena saat itu komunis  lagi menghebohkan dengan keberhasilan Soviet meluncurkan satelit yang mengorbit bumi. Bahkan bangsa Amerika lagi nggumun-nggumun-nya dengan keberhasilan soviet mengirim kosmonot Yuri Gagarin ke antariksa.

Namun sekitar delapan tahun kemudian, meskipun JFK sendiri sudah meninggal – visinya teralisasikan dengan sejarah Neil Amstrong dan Buzz Aldrin sebagai manusia-manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan pada tanggal 20 Juli 1969.

Jadi visi lebih penting ketimbang sumber daya dan kondisi yang melingkungi manusia itu sendiri. Dengan sumber daya melimpah tetapi tidak didukung oleh visi yang jelas – maka sumber daya yang melimpah ini tidak akan banyak manfaatnya.

Sebaliknya dengan sumber daya yang terbatas dan dengan lingkungan yang tidak sepenuhnya kondusif sekalipun, pemimpin yang mempunyai visi yang kuat akan bisa mengeluarkan rakyatnya dari penderitaan dan bahkan bisa menjadi bangsa pemenang – meskipun tidak harus tercapai pada saat dia memimpin.

Lantas bagaimana kita tahu apakah kita sudah memiliki visi yang jelas atau kita baru sekedar bermimpi ?. Bedanya terletak pada jabaran-nya. Visi yang jelas dapat dijabarkan menjadiMission, Goals, Strategies dan Action Plans sampai sedetilnya. Sedangkan mimpi tidak perlu penjabaran, Anda bisa saja mimpi lagi menikmati liburan di Paris tetapi berangkatnya naik sepeda dari Depok – namanya juga mimpi, boleh-boleh saja dan tidak perlu penjelasan detil.

Perbedaan antara visi dan mimpi ini pulalah yang antara lain membedakan sedikit karyawan yang benar-benar pindah kwadrant menjadi pengusaha, dengan mayoritas karyawan yang tetap menjadi karyawan sampai pensiun – padahal sejak awal bekerja yang mayoritas ini juga bervisi (sebenarnya masih mimpi) menjadi pengusaha. Golongan yang pertama menjabarkan visinya dan berbuat (action plans) maka sampailah apa yang di-visi-kannya; golongan kedua tidak bermuat apa-apa dengan mimpinya – maka mimpi tetap menjadi mimpi.

Dalam hal visi ini, sebagai umat Islam kita sesungguhnya punya contoh tauladan yang jauh lebih agung dari John F. Kennedy. Tauladan kita adalah bapak para nabi yaitu Nabi Ibrahim A.S.  Bayangkan ditengah padang pasir yang gersang tidak ada pepohonan, di tempat yang sangat jauh dari keramaian manusia – nabi Ibrahim sudah memiliki visi yang sangat jelas akan seperti apa tempat itu nantinya. Visi ini dituangkan dalam do’a-do’a-nya yang diabadikan di Al-Qur’an antara lain sebagai berikut :

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian… ". (QS 2 :126)

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS 14:137).

Kini ribuan tahun kemudian, visi itu benar-benar terwujud. Kita bisa menikmati buah-buahan apa saja di Mekkah, meskipun buah-buahan itu sendiri tidak ditanam disana. Buah-buahan, makanan, pakaian dan berbagai kebutuhan manusia mengalir bak air bah dari seluruh dunia ke tempat yang di visikan nabi Ibrahim tersebut diatas. Lebih dari itu manusia yang berduyun-duyun ke Mekkah juga mayoritasnya memiliki  satu tujuan saja yaitu menyembah Allah semata yang dimanifestasikan dalam bentuk sholat.

Nah, kalau Kennedy saja yang tidak membaca petunjuk Al-Qur’an bisa membawa bangsanya mencapai bulan. Kita yang dituntun dengan petunjuk dan contoh yang sempurna dari Al-Qur’an dan Hadits – sudah seharusnya dapat berbuat lebih dari yang dilakukan oleh JFK.
Bukan hanya petunjuk dan contoh yang sangat komprehensif yang kita punya, tetapi juga kita dibekali dengan do’a-do’a yang matsur seperti yang dilafalkan Nabi Ibrahim tersebut diatas.
Ayo sekarang kita semua, mulai dari diri kita – bangun dari mimpi-mimpi kita dan mulai membangun visi sambil tidak berhenti untuk terus berdo'a. Semoga Allah menunjuki jalanNya untuk kita semua…Amin.

by: Muhaimin Iqbal

Selasa, 21 Juni 2011

MELEJITKAN BISNIS DENGAN FORMULA 7S

HidupBerkah.comDinamika kompetisi bisnis terus berlangsung nyaris tanpa rehat. Disana setiap organisasi terus didorong memeras peluh demi pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Disana nyaris tak ada kata maaf bagi perusahaan yang hanya menghasilkan produk abal-abal; atau memberikan pelayanan yang kering akan inovasi. Disana, setiap buku sejarah akan mencatat siapa organisasi yang terus bisa mengibarkan benderanya, dan siapa yang harus mengucapkan salam sayonara.
Dalam konteks itulah, para pelaku bisnis beruntung lantaran mereka pernah mengenal sebuah jurus yang bertajuk formula 7S. Sejatinya, skema 7S ini dirajut pertama kali oleh McKinsey, sebuah lembaga konsultan manajemen paling prestisius di kolong jagat. Meski diciptakan sekitar 30 tahun silam, formula ini rasanya masih memiliki relevansi yang kuat dengan dunia bisnis mutakhir. Dan karena itulah, kita mencoba membincangkannya pada kesempatan kali ini.
Formula 7S sendiri pada dasarnya merupakan singkatan dari 7 dimensi yang dianggap merupakan pilar bagi tegaknya sebuah kejayaan bisnis. Mari kita mencoba menelisiknya satu per satu.
S yang pertama merujuk pada kata Strategy – atau sebuah elemen vital yang acap menentukan wajah organisasi bisnis ditengah persaingan yang brutal. Yamaha pada tahun 2010 ini akan menjadi nomer satu di tanah air lantaran strategi brilian mereka beberapa tahun silam : yakni ketika mereka menggebrak pasar dengan motor skutik, jauh mencuri start dibanding Honda yang kini tengah kalang kabut. Aqua menjadi nomer satu hingga hari ini lantaran strategi mereka yang sangat dramatis : melakukan inovasi radikal dengan membuat air mineral sebagai minuman utama – sesuatu yang nyaris dianggap sebagai kegilaan ketika pertama kali dimunculkan.
S yang kedua adalah Structure. Duh, berapa diantara kita yang acap frustasi lantaran bebalnya rantai birokrasi di kantor, atau karena lenyapnya komunikasi produktif antar bagian/departemen. Ini semua mungkin terjadi karena bentuk struktur organisasi yang tidak ramping. Atau juga struktur yang terlalu kaku sehingga menciptakan tembok-tembok pembatas yang kokoh diantara departemen yang ada dalam organisasi. Pesannya jelas : bentuk struktur yang tidak pas ternyata diam-diam bisa berdampak sangat destruktif bagi kinerja bisnis.
S yang ketiga adalah System. Astra menjadi handal lantaran mereka punya sistem pengembangan SDM yang cemerlang. BCA menjadi terdepan lantaran mereka punya sistem IT perbankan yang paling pioner diantara yang lainnya. Dan Apple berkali-kali membuat orang terkesima dengan produknya yang cantik nan eksotis lantaran mereka punya sistem inovasi yang mempesona. Jadi bagaimana dengan sistme pada kantor dimana Anda bekerja? Apakah sistem manajemen mutu-nya sudah oke? Apakah sistem pengembangan SDM-nya sudah prima? Atau apakah sistem IT-nya sudah ekselen?
S yang keempat dan kelima adalah Skills dan Staff. Kedua elemen ini saling berkaitan erat : esensinya adalah bagaimana sebuah perusahaan mesti secara konstan mengembangkan ketrampilan (skills), sikap kerja dan pengetahuan para karyawannya. Merujuk pada best practice di Asia, setiap perusahaan sebaiknya memberikan training minimal 40 jam (5 hari) setiap tahun kepada setiap karyawannya. Tentu saja pelatihan dan pengembangan skills ini selalu harus juga disertai dengan skema monitoring yang sistematis; untuk memastikan bahwa skills itu bisa diaplikasikan buat melejitkan kinerja bisnis.
S yang keenam dan ketuju adalah Style dan Shared Values. Style merujuk pada gaya kepemimpinan (leadership style) yang ada dalam organisasi. Sementara shared values adalah nilai budaya kerja yang hidup ditengah organisasi tersebut. Kedua elemen ini biasanya saling berkelindan. Gaya kepemimpinan dari top management (terutama owner) yang visioner cenderung akan menghasilkan budaya organisasi yang visoner pula.
Kedua elemen tersebut memiliki peran yang amat penting bagi kinerja bisnis. Kepemimpinan yang tangguh pada semua lini, dan terutama pada jajaran top management, akan memberikan dampak yang dramatis bagi peningkatan kinerja bisnis. Kepemimpinan yang tangguh ini juga diharapkan akan memberikan kontribusi penting bagi tumbuh dan mekarnya budaya organisasi yang berorierntasi pada prestasi atau performance-based culture. Dan bukan budaya kerja yang saling menyalahkan, budaya kerja dengan mutu pas-pasan, atau budaya kerja yang miskin kreativitas.
Demikianlah 7 pilar kunci yang mesti dirawat dengan penuh ketulusan. Jika segenap elemen ini bisa dirajut dengan optimal, maka sinergi 7 pilar ini niscaya akan membuka rute bagi perjalanan bisnis yang cemerlang. Sebaliknya, jika 7 pilar itu terus diabaikan maka gerak kinerja bisnis akan selalu terkoyak penuh luka. Dan itu artinya : sebentar lagi kidung kematian (alias kebangkrutan bisnis) mungkin harus segera dilantunkan.