Dalam sejarah dunia
abad lalu, ada pemimpin dunia yang sangat terkenal akan kekuatan visinya yaitu
John F. Kennedy. Di hadapan Konggres Amerika pada tahun 1961 dia mengungkapkan visinya
bahwa bangsa Amerika harus bisa mencapai bulan sebelum akhir dekade itu.
Di tengah bangsa
Amerika yang lagi limbung sebenarnya visi ini jauh melampaui jamannya. Visi ini
muncul ketika bangsa Amerika ragu apakah jalan hidup yang mereka pilih sudah
benar, apakah bukannya komunis yang benar karena saat itu komunis lagi menghebohkan
dengan keberhasilan Soviet meluncurkan satelit yang mengorbit bumi. Bahkan
bangsa Amerika lagi nggumun-nggumun-nya dengan keberhasilan soviet mengirim kosmonot
Yuri Gagarin ke antariksa.
Namun sekitar delapan
tahun kemudian, meskipun JFK sendiri sudah meninggal – visinya teralisasikan
dengan sejarah Neil Amstrong dan Buzz Aldrin sebagai manusia-manusia pertama
yang menginjakkan kakinya di bulan pada tanggal 20 Juli 1969.
Jadi visi lebih
penting ketimbang sumber daya dan kondisi yang melingkungi manusia itu sendiri.
Dengan sumber daya melimpah tetapi tidak didukung oleh visi yang jelas – maka
sumber daya yang melimpah ini tidak akan banyak manfaatnya.
Sebaliknya dengan
sumber daya yang terbatas dan dengan lingkungan yang tidak sepenuhnya kondusif
sekalipun, pemimpin yang mempunyai visi yang kuat akan bisa mengeluarkan
rakyatnya dari penderitaan dan bahkan bisa menjadi bangsa pemenang – meskipun
tidak harus tercapai pada saat dia memimpin.
Lantas bagaimana kita
tahu apakah kita sudah memiliki visi yang jelas atau kita baru sekedar bermimpi
?. Bedanya terletak pada jabaran-nya. Visi yang jelas dapat dijabarkan menjadiMission, Goals,
Strategies dan Action Plans sampai sedetilnya.
Sedangkan mimpi tidak perlu penjabaran, Anda bisa saja mimpi lagi menikmati
liburan di Paris tetapi berangkatnya naik sepeda dari Depok – namanya juga
mimpi, boleh-boleh saja dan tidak perlu penjelasan detil.
Perbedaan antara visi
dan mimpi ini pulalah yang antara lain membedakan sedikit karyawan yang
benar-benar pindah kwadrant menjadi pengusaha, dengan mayoritas karyawan yang
tetap menjadi karyawan sampai pensiun – padahal sejak awal bekerja yang
mayoritas ini juga bervisi (sebenarnya masih mimpi) menjadi pengusaha. Golongan
yang pertama menjabarkan visinya dan berbuat (action plans) maka sampailah apa
yang di-visi-kannya; golongan kedua tidak bermuat apa-apa dengan mimpinya –
maka mimpi tetap menjadi mimpi.
Dalam hal visi ini,
sebagai umat Islam kita sesungguhnya punya contoh tauladan yang jauh lebih
agung dari John F. Kennedy. Tauladan kita adalah bapak para nabi yaitu Nabi
Ibrahim A.S. Bayangkan
ditengah padang pasir yang gersang tidak ada pepohonan, di tempat yang sangat
jauh dari keramaian manusia – nabi Ibrahim sudah memiliki visi yang sangat
jelas akan seperti apa tempat itu nantinya. Visi ini dituangkan dalam
do’a-do’a-nya yang diabadikan di Al-Qur’an antara lain sebagai berikut :
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah
negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan
kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari
kemudian… ". (QS 2 :126)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka
mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur. (QS 14:137).
Kini ribuan tahun
kemudian, visi itu benar-benar terwujud. Kita bisa menikmati buah-buahan apa
saja di Mekkah, meskipun buah-buahan itu sendiri tidak ditanam disana.
Buah-buahan, makanan, pakaian dan berbagai kebutuhan manusia mengalir bak air
bah dari seluruh dunia ke tempat yang di visikan nabi Ibrahim tersebut diatas.
Lebih dari itu manusia yang berduyun-duyun ke Mekkah juga mayoritasnya
memiliki satu
tujuan saja yaitu menyembah Allah semata yang dimanifestasikan dalam bentuk
sholat.
Nah, kalau Kennedy
saja yang tidak membaca petunjuk Al-Qur’an bisa membawa bangsanya mencapai
bulan. Kita yang dituntun dengan petunjuk dan contoh yang sempurna dari
Al-Qur’an dan Hadits – sudah seharusnya dapat berbuat lebih dari yang dilakukan
oleh JFK.
Bukan hanya petunjuk
dan contoh yang sangat komprehensif yang kita punya, tetapi juga kita dibekali
dengan do’a-do’a yang matsur seperti yang dilafalkan Nabi Ibrahim tersebut
diatas.
Ayo sekarang kita semua,
mulai dari diri kita – bangun dari mimpi-mimpi kita dan mulai membangun visi
sambil tidak berhenti untuk terus berdo'a. Semoga Allah menunjuki jalanNya
untuk kita semua…Amin.by: Muhaimin Iqbal